Dalam perjalanan hidup, tidak semua anak mendapatkan kesempatan yang sama. Sebagian besar anak tumbuh dengan cinta, kasih sayang, dan dukungan penuh dari orang tua mereka. Namun di sisi lain, ada pula anak-anak yang harus kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya sejak dini, atau hidup dalam keterbatasan ekonomi yang membuat mereka kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.

Anak yatim dan dhuafa sering kali menghadapi tantangan besar: terbatasnya akses pendidikan, kurangnya gizi yang memadai, dan hilangnya figur penyemangat dalam kehidupan mereka. Kondisi ini tidak hanya menghambat perkembangan mereka secara fisik, tetapi juga mengikis harapan mereka untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Islam menaruh perhatian besar terhadap anak yatim. Allah SWT berulang kali menyebutkan mereka dalam Al-Qur’an, memerintahkan agar umat Islam memperlakukan mereka dengan kasih sayang dan penuh kehormatan.

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.”

(QS. Al-Insan: 8)

Ayat ini menunjukkan betapa mulianya memberi perhatian kepada anak yatim, bahkan disejajarkan dengan kepedulian kepada orang miskin dan mereka yang sedang dalam kesulitan.

Rasulullah SAW pun memberikan kabar gembira kepada siapa saja yang peduli kepada anak yatim:

“Sebaik-baik rumah kaum muslimin adalah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan baik. Dan seburuk-buruk rumah kaum muslimin adalah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan buruk.”

(HR. Ibnu Majah)

Betapa besar kemuliaan yang Allah SWT janjikan bagi orang-orang yang menolong, merawat, dan menyantuni anak yatim.

Dompet Yatim dan Dhuafa (Domyadhu) menghadirkan Program Orang Tua Asuh sebagai wujud kepedulian nyata terhadap anak-anak yatim dan dhuafa di Indonesia. Program ini dirancang agar para donatur dapat “hadir” dalam kehidupan mereka, bukan hanya dari sisi materi, tetapi juga dari sisi kasih sayang, motivasi, dan doa.

Melalui program ini, donatur dapat membantu anak yatim dan Dhuafa dalam:

1. Pendidikan – Memberikan beasiswa sekolah, perlengkapan belajar, hingga biaya tambahan agar mereka tetap bisa belajar tanpa terhambat biaya.

2. Kebutuhan Harian – Dukungan gizi, pakaian, dan tempat tinggal layak agar tumbuh sehat dan kuat.

3. Bimbingan Spiritual dan Karakter – Agar tumbuh sebagai generasi yang berakhlak mulia, beriman kuat, dan mampu berkontribusi untuk bangsa.

Menjadi Orang Tua Asuh berarti kita hadir sebagai pelindung, penyemangat, sekaligus teladan. Setiap donasi yang diberikan bukan sekadar angka, tetapi sebuah doa yang akan terus hidup dalam diri anak-anak yatim dan dhuafa.

Membantu anak yatim bukan hanya sekadar amal sosial, tetapi juga investasi pahala yang kekal. 

“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini.”

(HR. Bukhari)

Hadist ini memberikan janji luar biasa: kedekatan dengan Rasulullah SAW di surga. Bayangkan, hanya dengan kepedulian kita, Allah SWT memberikan balasan yang begitu agung.

Selain itu, membantu pendidikan anak yatim dan dhuafa adalah salah satu bentuk sedekah jariyah, amal yang pahalanya akan terus mengalir meski kita telah tiada. Setiap huruf yang mereka baca, setiap ilmu yang mereka amalkan, dan setiap kebaikan yang mereka lakukan akan kembali kepada para donatur yang mendukung mereka.

Sahabat Domyadhu dan Orang Baik, menjadi Orang Tua Asuh bukanlah tanggung jawab segelintir orang, melainkan panggilan nurani kita semua. Bayangkan senyum mereka saat bisa melanjutkan sekolah, semangat mereka saat menerima perlengkapan belajar baru, dan doa-doa tulus mereka setiap malam untuk para dermawan yang telah membantu.

Mari kita hadir dalam kehidupan mereka. Mari kita buktikan bahwa mereka tidak sendiri, bahwa masih ada banyak hati baik yang siap mendampingi perjalanan mereka.

Ayo bergabung dalam Program Orang Tua Asuh Domyadhu. Jadilah bagian dari perjalanan mulia ini, karena sekecil apa pun bantuan kita akan menjadi cahaya besar di kehidupan mereka.