27 Januari 2025 Masehi adalah hari dimana bertepatan dengan tanggal 27 Rajab 1446 Hijriah. Yaitu hari dimana terjadinya Isra' dan Mi'raj pada Rasulullah ﷺ
Isra’ Mi’raj merupakan salah satu peristiwa paling agung dalam sejarah Islam, yang menggambarkan perjalanan malam Rasulullah ﷺ dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Aqsha (Yerusalem), dilanjutkan dengan perjalanan menuju langit hingga Sidratul Muntaha. Peristiwa ini penuh dengan makna spiritual dan hikmah yang mendalam.
Allah SWT berfirman:
"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."(QS. Al-Isra: 1)
Ayat ini menjadi landasan utama yang menyebutkan perjalanan Rasulullah ﷺ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.
Dalam surah An-Najm, Allah SWT berfirman:
"Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal."
(QS. An-Najm: 13-15)
Ayat ini menggambarkan perjalanan Mi’raj, di mana Rasulullah ﷺ diperlihatkan surga dan bertemu langsung dengan Allah SWT.
Peristiwa Isra’ Mi’raj juga disebutkan dalam banyak hadits shahih, di antaranya:
Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Aku diberi Buraq, yaitu seekor binatang putih, lebih besar dari keledai tapi lebih kecil dari baghal, yang dapat melompat sejauh pandangan mata. Lalu aku menaikinya hingga tiba di Baitul Maqdis. Aku mengikatnya di tempat para nabi biasa mengikat hewan tunggangannya. Kemudian aku masuk ke dalam masjid dan salat dua rakaat."
(HR. Muslim, no. 162)
Dalam perjalanan Mi’raj, Rasulullah ﷺ bertemu dengan nabi-nabi di setiap lapisan langit, seperti Nabi Adam, Nabi Isa, Nabi Musa, dan Nabi Ibrahim. Hal ini diceritakan dalam hadits panjang yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.
Pewajiban Salat Lima Waktu
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Kemudian Allah mewajibkan kepada umatku 50 kali salat dalam sehari semalam. Aku kembali hingga bertemu Musa. Ia berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan.' Aku terus kembali kepada Allah hingga akhirnya diwajibkan salat lima waktu."
(HR. Bukhari, no. 3207; Muslim, no. 162)
Kisah Perjalanan Isra’ Mi’raj
Isra': Rasulullah ﷺ diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dengan kendaraan bernama Buraq, ditemani oleh Malaikat Jibril. Di Masjidil Aqsha, beliau memimpin salat dengan para nabi sebagai makmum, sebuah simbol kepemimpinan spiritual Nabi Muhammad ﷺ.
Mi’raj: Rasulullah ﷺ naik ke langit, melewati tujuh lapis langit, bertemu para nabi, hingga mencapai Sidratul Muntaha. Di tempat tertinggi ini, beliau menerima perintah salat lima waktu langsung dari Allah SWT.
Pemandangan di Langit: Rasulullah ﷺ diperlihatkan surga, neraka, dan berbagai tanda kebesaran Allah, termasuk balasan bagi orang-orang yang taat dan azab bagi mereka yang durhaka.
Makna Spiritual Isra’ Mi’raj
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Isra’ Mi’raj adalah peristiwa agung yang menunjukkan kemuliaan Rasulullah ﷺ sebagai nabi terakhir. Perjalanan ini menguatkan iman beliau setelah menghadapi ujian berat, termasuk peristiwa Thaif dan wafatnya Khadijah RA serta Abu Thalib.
Imam Al-Qurtubi dalam tafsirnya menyatakan bahwa perintah salat yang diterima langsung oleh Nabi Muhammad ﷺ menunjukkan pentingnya ibadah ini sebagai kewajiban utama seorang Muslim.
Syaikh Yusuf Al-Qaradawi menekankan bahwa Isra’ Mi’raj memiliki pesan penting, yaitu keutamaan salat, persatuan umat Islam (simbol Masjidil Aqsha), dan iman kepada hal-hal gaib.
Hikmah dibalik peristiwa Isra' Mi'raj :
1. Kewajiban Shalat Lima Waktu
Isra' Mi'raj adalah momen di mana Allah menetapkan shalat lima waktu sebagai kewajiban bagi umat Islam. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya shalat sebagai bentuk komunikasi langsung antara hamba dan Allah.
2. Ujian Keimanan
Peristiwa Isra' Mi'raj menguji keimanan umat Islam, terutama para sahabat Rasulullah SAW. Tidak semua orang saat itu mampu percaya bahwa Rasulullah melakukan perjalanan luar biasa tersebut dalam waktu semalam. Ini menjadi pelajaran bahwa iman terkadang memerlukan kepercayaan kepada hal-hal yang tidak dapat masuk dalam logika manusia. Maha Besar Allah dengan segala Asma-Nya.
3. Penghibur bagi Rasulullah SAW
Isra' Mi'raj terjadi pada tahun kesedihan (Aamul Huzn), di mana Rasulullah kehilangan dua orang terkasihnya: istrinya Khadijah dan pamannya Abu Thalib. Peristiwa ini menjadi penghiburan dari Allah untuk menguatkan hati Rasulullah dalam menghadapi ujian dakwah.
4. Menunjukkan Kebesaran Allah
Dalam perjalanan ini, Rasulullah diperlihatkan kebesaran Allah melalui surga, neraka, dan berbagai tanda-tanda kekuasaan-Nya. Ini menjadi pelajaran bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, sedangkan akhirat adalah tujuan utama.
5. Persatuan dan Keutamaan Umat Islam
Rasulullah bertemu dengan para nabi terdahulu dalam peristiwa ini, menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang melanjutkan risalah para nabi sebelumnya. Hal ini mengajarkan pentingnya persatuan umat manusia di bawah keimanan kepada Allah.
6. Motivasi untuk Tetap Istiqamah
Isra' Mi'raj mengajarkan umat Islam untuk tetap istiqamah dalam menghadapi tantangan hidup dan istiqamah dalam menebarkan kebaikan. Meskipun perjalanan spiritual ini penuh dengan ujian, Rasulullah tetap melanjutkan perjuangan dakwahnya dengan lebih semangat.
Dari peristiwa ini, umat Islam diajak untuk selalu menjaga hubungan dengan Allah, memperkuat keimanan, dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. 🌙✨