Hari Ayah Nasional 2025: Meneladani Cinta dan Pengorbanan Seorang Ayah

Setiap tanggal 12 November, Indonesia memperingati Hari Ayah Nasional, momen penting untuk mengenang, menghargai, dan meneladani peran besar ayah dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

Ayah adalah sosok yang sering kali diam dalam lelahnya, namun kuat dalam tanggung jawabnya. Ia adalah pelindung, pencari nafkah, sekaligus guru pertama bagi anak-anaknya. Di balik ketegasannya, tersimpan kasih sayang yang tulus dan doa yang tak pernah padam.

Ayah dalam Pandangan Islam
Islam memberikan penghormatan tinggi kepada orang tua — ayah dan ibu — sebagai dua pilar utama dalam kehidupan seorang anak. 
Allah SWT berfirman:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman: 14)

Meskipun dalam ayat ini lebih menonjolkan perjuangan seorang ibu, Islam juga menegaskan pentingnya peran ayah sebagai penopang utama kehidupan. Ayah adalah pemimpin keluarga, pelindung, dan penanggung jawab dalam mendidik anak menuju ketaatan kepada Allah SWT.

Sosok Ayah: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Seorang ayah bekerja tanpa henti, menahan letih demi keluarga. Ketika anak-anak tertidur lelap, ia masih berpikir bagaimana memastikan kehidupan esok hari tetap terjamin.
Rasulullah SAW bersabda:
“Seseorang yang bekerja keras untuk memberi nafkah keluarganya adalah di jalan Allah.” (HR. Thabrani)
Hadist ini menggambarkan bahwa setiap keringat yang menetes karena tanggung jawab seorang ayah adalah bentuk ibadah dan jihad di jalan Allah.

Doa untuk Ayah
Doa anak untuk orang tuanya merupakan salah satu amal yang tidak terputus. 
Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Maka dari itu, mendoakan ayah — baik yang masih hidup maupun yang telah tiada — adalah bentuk bakti yang paling mulia. Ia telah berkorban agar kita bisa berdiri tegak, belajar, dan tumbuh menjadi pribadi yang kuat.

Meneladani Keteladanan Ayah
Ayah adalah teladan dalam kesabaran dan tanggung jawab. Ia mengajarkan arti kerja keras, kejujuran, dan keberanian menghadapi kehidupan.
Setiap langkah ayah yang kita ikuti adalah warisan nilai yang tak ternilai.

Momentum Hari Ayah Nasional 2025 menjadi waktu untuk merenung dan berterima kasih kepada sosok yang sering kali tak meminta pujian, namun selalu berjuang dalam diam.

Bersama Domyadhu: Wujudkan Cinta untuk Ayah dan Anak Yatim
Tidak semua anak beruntung memiliki sosok ayah di sisinya. Banyak anak yatim yang kehilangan pelindung, tempat bersandar, dan panutan dalam hidupnya.

Melalui program Orang Tua Asuh Domyadhu, kita bisa hadir menjadi perpanjangan tangan kasih seorang ayah bagi anak-anak yatim dan dhuafa di seluruh Indonesia.

Dengan sedekah dan dukungan Sahabat Domyadhu dan Orang Baik, mereka tetap bisa merasakan kehangatan kasih sayang, pendidikan, dan bimbingan moral yang layak.

“Sesungguhnya orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan yang paling lembut terhadap keluarganya.” (HR. Tirmidzi)

Ayo Wujudkan Cinta dan Doa untuk Ayah
Sahabat Domyadhu dan Orang Baik, mari jadikan Hari Ayah Nasional 2025 sebagai momentum untuk:
- Mendoakan ayah yang telah tiada agar Allah melapangkan kuburnya dan memberinya tempat terbaik di sisi-Nya.
- Mengungkapkan rasa terima kasih kepada ayah yang masih membersamai kita dengan cinta dan doa.
- Menjadi “ayah” bagi anak-anak yatim dan dhuafa yang membutuhkan kasih sayang dan bimbingan.

Bersama Domyadhu, mari teruskan perjuangan ayah-ayah hebat dengan menjadi Orang Tua Asuh yang menebar kasih dan harapan. Jadilah pelindung serta cahaya bagi masa depan anak-anak yatim dan dhuafa.